
JAKARTA – Artis peran dan kreator film, Dian Sastrowardoyo, kini lebih banyak berada di balik layar dengan mengembangkan lini-lini bisnisnya di bidang kuliner, fashion, fotografi, hingga film.
Sebagian besar karyawan Dian adalah perempuan. Hal itu membuat Dian lebih mendalami gaya kepemimpinan perempuan dibandingkan laki-laki. Buku-buku biografi hingga kepemimpinan pun dilahap Dian untuk mendalami seni memimpin.
“Aku menemukan leadership style dari perempuan yang sangat beda. Woman leadership ini lebih kekeluargaan. Mereka jauh lebih appreciate proses, bukan hasil,” ujar Dian dalam sesi live podcast Ngobrol Sore Semaunya di Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
“Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025” digelar HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pada 22-23 Agustus 2025.
Acara ini merupakan wujud nyata komitmen Sampoerna dalam memperkuat kemandirian ekonomi rakyat melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut Dian, gaya kepemimpinan yang lebih menitikberatkan kepada proses daripada hasil lebih humanis. Ini juga yang membuat tim bergerak layaknya sebuah keluarga di mana setiap orang memiliki peran penting bagi roda bisnis perusahaan.
“Karena perempuan punya insting jadi ibu, sehingga team member itu layaknya keluarga. Setiap anggota tim merasa didengar, dihargai,” kata Dian.
Dengan membangun hubungan yang kuat di dalam sebuah tim, Dian yakin produktivitas kinerja pun semakin meningkat. Bahkan, Dian mengatakan, dari pengalamannya, anggota tim justru tak hanya sekadar menjalankan tugas, bahkan rela melakukan hal lebih dari tugasnya.
Adapun, dalam sesi live podcast ini, Dian didampingi Direktur Transmedia Putri Tanjung yang juga host podcast Ngobrol Sore Semaunya. Keduanya adalah contoh nyata di mana perempuan berkarya dan berinovasi di bidangnya masing-masing telah berhasil memberikan dampak besar bagi banyak orang.
Hal ini sejalan dengan komitmen Sampoerna, selaku penyelenggara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025, untuk mendorong peningkatan kualitas SDM, baik bagi karyawan maupun mitra usaha, melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan.
Inisiatif ini membekali mereka dengan keterampilan yang relevan untuk memperkuat kompetensi individu, mendorong inovasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inklusif, termasuk untuk perempuan.
Di jajaran manajerial Sampoerna, tercatat 37,5 persen posisi direktur dan kepala bagian diisi oleh perempuan. Saat ini, Sampoerna juga telah mendapat sertifikasi EQUAL-SALARY sejak 2018 dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Peran perempuan dalam sebuah perusahaan sangat krusial. Namun, hal itu juga harus disertai dengan kerja keras seperti yang diceritakan Dian. Misal, saat dia harus mendalami karakter baru seorang kutu buku.
Dian merasa harus melahap banyak buku untuk bisa memahami alam pikir karakter tersebut. Namun, pekerjaan dan juga perannya sebagai ibu dan istri membuat Dian tak punya waktu. Dia pun harus rela tidur larut setiap hari.
“Saya setiap hari tidur jam 2 atau jam 3, saat semua anggota keluarga itu pada tidur. Itu baru me time gue. Bahkan sering ke kamar mandi baca buku atau pakai senter di dalam kamar supaya enggak ganggu yang lain,” ujar Dian.
Oleh karena itu, Dian berpesan agar setiap perempuan yang juga bekerja, baik menjadi seorang wirausaha maupun karyawan, untuk tidak mudah menyerah.
“Buat seluruh perempuan di Indonesia yang mencari dirinya dalam pekerjaan atau apapun, yes you can do it, you have it in you, you got this, you better than you think,” ucap perempuan lulusan Filsafat Universitas Indonesia ini.